Kamis, 12 Desember 2024
Angka prevalensi gangguan kesehatan mental di Indonesia meningkat. Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan bahwa penduduk usia 15-24 tahun merupakan kelompok usia dengan prevalensi depresi tertinggi. Survei pada generasi muda Kristen Indonesia (usia 12-26 tahun) yang dilakukan bulan April – Juni 2024 menemukan fakta tiga hal yang paling sering membuat mereka merasa tertekan: 37.5% tertekan soal masa depan, 18.4% merasa "Tuhan meninggalkan aku" dan 14.8% dampak dari kesalahan yang telah dilakukan. Tema Hari Kesehatan Mental Sedunia 2024 adalah "Saatnya memprioritaskan kesehatan mental di tempat kerja", masalah kesehatan mental penting bagi semua generasi. Bagaimana kelahiran Yesus Kristus memberikan kekuatan kesehatan mental bagi setiap pribadi yang percaya kepada-Nya? Bacalah Injil Matius 1:1-17!
Sebelum menceritakan kelahiran Yesus Kristus, Injil Matius menulis catatan sejarah ribuan tahun silsilah Yesus Kristus sebagai keturunan Daud, keturunan Abraham. Yesus adalah Raja dan Mesias yang dijanjikan. Tetapi dengan jujur Injil Matius menuliskan bahwa Yesus Kristus lahir dari silsilah keluarga yang tidak sempurna hidupnya; ada sisi gelap di dalamnya. Banyak cerita dalam keluarga Yesus yang semuanya tidak membanggakan. Tetapi semuanya menjadi panggung besar yang menampilkan kasih dan anugerah Allah.
Kasih Allah di dalam hidup manusia tidak dibatasi oleh kegagalan dan dosa manusia. Perhatikan hal yang unik; tertulis nama-nama perempuan di dalam silsilah Yesus Kristus. Dalam budaya Yahudi kuno saat itu, perempuan tidak mendapatkan penerimaan dan penghormatan yang seharusnya, dianggap di bawah laki-laki. Dalam berbakti di Bait Allah, perempuan tidak boleh bercampur dengan laki-laki. Tetapi Injil Matius mencatat nama-nama perempuan, bahkan perempuan yang tidak ideal; perempuan-perempuan yang layak dikategorikan sebagai pendosa dengan masa lalu yang kelam. Tamar berzinah dengan Yehuda, mertuanya (Kitab Kejadian 38). Rahab adalah seorang pelacur di kota Yerikho (Kitab Yosua 2:1- 24). Rut adalah janda dari Moab yang nyaris kehilangan harapan hidup (Kitab Rut 1-3). Batsyeba adalah isteri Uria yang diajak berzinah oleh Daud (Kitab 2 Samuel 11-12). Walaupun kesalahan tidak sepenuhnya berada di pundak perempuan-perempuan ini, tetapi kehidupan mereka tetap jauh dari ideal. Di mata masyarakat saat itu, pezinah, pelacur dan janda tidak mendapat tempat terhormat. Jika seseorang boleh memilih nenek moyangnya sendiri, dia pasti akan memilih nama-nama lain yang jauh dari kesan negatif.
Bahkan Abraham dan Daud pun tercatat melakukan dosa dalam hidupnya. Daud begitu keji berzinah dengan Batsyeba dan membunuh suaminya. Karena sering menumpahkan darah di masa perang, Daud tidak diijinkan Allah untuk membangun Bait Allah. Abraham tidak percaya Tuhan dan berzinah dengan Hagar (budak perempuan Sarah asal Mesir), berbohong tentang istrinya dan mempermalukan mereka. Tetapi Injil Matius menulis nama-nama mereka di dalam silsilah Yesus Kristus, Isa Almasih. Allah menyatakan kasih-Nya kepada mereka yang berdosa dan hidup dalam masa lalu yang kelam.
Allah mengasihi masyarakat yang dianggap rendah oleh masyarakat yang lainnya. Orang-orang Yahudi di jaman Yesus, menganggap diri lebih tinggi daripada bangsa-bangsa lain bahkan menunjukkan sikap yang merendahkan bangsa-bangsa lain. Najis bagi orang Yahudi bergaul dengan orang Samaria (Injil Yohanes 4:9). Tetapi perhatikan catatan Injil Matius, Yesus Kristus ternyata tidak sepenuhnya berasal dari keturunan Israel. Tamar dan Rahab adalah penduduk Kanaan, bangsa penyembah berhala, keji dan najis (Kitab Ulangan 29:17; Kitab Imamat 18:27). Rut orang Moab, bangsa yang sangat angkuh dan menyembah berhala (Kitab Yesaya 16:6; Kitab 1 Raja-raja 11:7). Istri Uria (Batsyeba) orang Het, keturunan bangsa Kanaan (Kitab Kejadian 10:15). Allah menyatakan kasih-Nya bahwa keselamatan adalah untuk segala bangsa.
Tiga tahap kehidupan yang berakhir dalam pemulihan. Injil Matius menggambarkan garis keturunan Yesus (42 keturunan) dalam 3 pembagian (ayat 17). Penafsir Alkitab menemukan seluruh tahap kehidupan kerohanian manusia di dalam 3 pembagian tersebut. Pertama, dari Abraham sampai Daud yang menggambarkan suatu kebesaran. Kedua, dari Daud sampai pembuangan ke Babel: hilangnya kebesaran karena dosa. Ketiga, dari pembuangan ke Babel sampai Kristus: Allah tidak pernah meninggalkan manusia dalam kehancurannya karena dosa. Sekelam apapun kehidupan manusia ada pengharapan pemulihan dalam Yesus Kristus, Isa Almasih.
Kasih Allah mengatasi segala kegagalan dan dosa orang-orang dengan masa lalu yang kelam. Kehidupan manusia yang kelam bisa dipakai Allah menjadi panggung yang besar untuk menampilkan kemuliaan kasih dan anugerah-Nya. Kesehatan mental ada karena Allah yang mengasihi manusia berdosa, bukan bagaimana manusia mengusahakannya. Percayalah kepada Yesus Kristus, Isa Almasih, Juruselamat dunia, sumber kesehatan mental manusia. Selamat menyambut Natal 2024. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd12122024)