Friday, 30 April 2021



[Nehemia 5:14-19]
Jumat, 30 April 2021 

“Otoritas Moral Nehemia"
Bacaan: Nehemia 5:14-19

Pengaruh Saudara jauh lebih menentukan bagi keberhasilan visi Saudara daripada kedudukan Saudara. Pada umumnya, yang melahirkan dan menyampaikan visi-visi yang besar bukanlah orang yang berkedudukan.

Setiap pemimpin besar, setiap ayah dan ibu yang berhasil, setiap pernikahan, siapa pun yang pernah menerima dan berhasil mewujudkan visi yang diberikan Allah memiliki bentuk otoritas yang tidak bertumpu pada kedudukan atau prestasi, tetapi pada keyakinan yang dalam dan kerelaan untuk membawa hidupnya sesuai dengan keyakinan itu. Kesesuaian antara keyakinan dan perilaku seseoranglah yang membuat hidupnya mempunyai daya tarik. Disinilah kunci dari pengaruh yang terus-menerus; otoritas moral. Otoritas moral adalah unsur yang menentukan, tak dapat dinegosiasikan, dan harus ada bagi pengaruh yang terus-menerus. Tanpa otoritas moral, pengaruh Saudara akan terbatas dan hanya sementara.

Dengan otoritas moralnya, Nehemia berhasil memimpin penduduk Yerusalem melewati krisis sosial dan ekonomi. Sebelumnya, Nehemia berhadapan dengan berbagai krisis yang memuncak pada suatu konfrontasi yang memanas antara Nehemia dan para penguasa kota. Ketika Nehemia menyelesaikan konfrontasi tersebut, mereka dengan malu mundur; minta maaf, mengembalikan apa yang telah mereka ambil, dan pergi. Seperti yang akhirnya diungkapkan oleh Nehemia, “Kemudian mereka diam dan tidak mendapatkan sepatah kata pun untuk dikatakan” (Nehemia 5:8b).

Bacalah Nehemia 5:14-19.

Perhatikan. Bagaimana otoritas moral Nehemia digambarkan dalam teks tersebut? Bagaimana komitmen Nehemia terhadap proyek pembangunan tembok Yerusalem dan rakyat Yerusalem?

Bukanlah kedudukan Nehemia yang memberinya pengaruh terhadap para pemuka dan pejabat kota, melainkan otoritas moralnya. Ia telah menjalani apa yang diucapkannya sejak ia tiba dan mengumumkan maksudnya untuk membangun kembali tembok itu. Ada kesesuaian antara keyakinannya dan kelakuannya. Ia menjalani hidup sesuai dengan visinya. Ada tiga hal yang dimiliki Nehemia dalam mengembangkan dan mempertahankan otoritas moralnya: karakter, pengurbanan, dan waktu (proses diuji/dibentuk).

Bagaimana dengan otoritas moral Saudara dalam menghidupi visi hidup Saudara.

Wahai Bapak dan Ibu, pertahankan otoritas moral Saudara di hadapan anak-anak apa pun harga yang harus dibayar. Para Pemimpin, hiduplah sedemikian rupa sehingga hidup Saudara menandai kata-kata dan keyakinan Saudara. Demikian juga setiap pribadi di hadapan pasangannya. Selalu akan ada orang yang tidak mau percaya apa yang Saudara percayai. Namun, janganlah memberi mereka alasan untuk meragukan bahwa Saudara mempercayai apa yang Saudara nyatakan sebagai apa yang Saudara percayai.

Hidup kita akan selalu bicara lebih keras ketimbang perkataan kita. Seperti Nehemia, marilah kita pastikan bahwa kehidupan dan kata-kata kita mengatakan hal yang sama.

Tuhan Yesus Kristus memberkati.

 

“Teladan bukanlah hal yang utama dalam mempengaruhi orang lain, teladan adalah satu-satunya hal” (Albert Schweitzer: teolog, musikus, filsuf dan dokter, penerima Nobel perdamaian 1952)

Thursday, 29 April 2021



[Nehemia 5:1-13]
Kamis, 29 April 2021

"Mempertahankan Visi di Tengah Krisis yang Mengancamnya"
Bacaan: Nehemia 5:1-13

Karena pemakaian yang lama dan entakan keras, ban mobil bisa tidak padu lagi dengan setir dan bodi mobil. Jika tidak dibetulkan, ketidakpaduan akan berakhir pada reparasi besar-besaran dan  mobil tidak bisa dipakai. Tidak tahukah Saudara, Nehemia dipaksa berurusan dengan masalah ketidakpaduan ini saat membangun tembok Yerusalem. Pekerjaan pembangunan tembok Yerusalem memper-hadapkan para pekerja dengan berbagai risiko dan pengurbanan.

Dan ada yang berteriak: "Ladang dan kebun anggur dan rumah kami gadaikan untuk mendapat gandum pada waktu kelaparan."  (Nehemia 5:3).

Setelah berpikir masak-masak, aku menggugat para pemuka dan para penguasa. Kataku kepada mereka: "Masing-masing kamu telah makan riba dari saudara-saudaramu!" Lalu kuadakan terhadap mereka suatu sidang jemaah yang besar. (Nehemia 5:7)

Perhatikan Nehemia 5:1-8.

Bagaimana situasi rakyat dan juga dari pihak istri digambarkan?  Apa yang mereka alami? Apa yang terjadi dengan para pemuka dan para penguasa pada saat itu? Mengapa Nehemia menjadi sangat marah ketika mendengar keluhan mereka dan berita-berita tersebut?

Bagaimana Nehemia segera bertindak? Dia tetap fokus pada misi membangun tembok Yerusalem (visi ilahi), tetapi juga peduli pada krisis yang dialami rakyat dan pengabaian hukum Allah oleh para pemuka dan para penguasa.

Taurat melarang orang Yahudi memperbudak orang Yahudi lain (Imamat 25:39-42; Kej 21:8). Namun, para pemuka dan penguasa melelang saudara-saudara Yahudi mereka dan keluarga mereka pada penawar tertinggi. Nehemia baru saja menghabiskan sejumlah uang dan waktu untuk membeli kembali orang Yahudi yang telah dijual sebagai budak kepada orang asing. Sekarang para pemuka dan penguasa mejual mereka kembali. Ini berarti Nehemia akan membeli mereka kembali. Semua ini terjadi ketika uang begitu sulit didapatkan.

Perhatikan Nehemia 5:6-7.

Visi sedang dipertaruhkan dalam situasi yang sangat menggangu. Kemudian, apa yang dilakukan Nehemia?

Perhatikan Nehemia 5:8-9.

Apa yang dikatakan Nehemia? Bagaimana perkataan Nehemia ini menolong mereka untuk kembali ke skema yang lebih besar di tengah situasi yang sedang terjadi? Ingat, alasan membangun kembali tembok itu adalah membangun kembali Yerusalem sebagai terang kepada bangsa-bangsa kafir yang tidak percaya.

Perhatikan Nehemia 5:10-13.

Nehemia dengan cepat membahas krisis yang ada dalam terang visi Allah untuk Israel.

Apakah Saudara mengalami situasi seperti yang dialami Nehemia dalam mengerjakan visi hidup Saudara saat ini? Hal buruk apakah yang telah terjadi sebagai dampaknya? Bagaimana Saudara segera bertindak sehingga visi hidup Saudara tetap berjalan dengan benar? Jika Allah telah melahirkan visi dalam hati Saudara, ada terlalu banyak hal yang dipertaruhkan jika membiarkan masalah keterpaduan tetap tidak dibereskan. Bertindaklah.

Tuhan Yesus Kristus memberkati.

Wednesday, 28 April 2021



[Nehemia 4:4-6, 9, 14-18]
Rabu, 28 April 2021

”Berdoa, Ingat Sumber Visinya, Merevisi Rencananya”
Bacaan: Nehemia 4:4-6, 9, 14-18

“Sekalipun mereka membangun kembali, kalau seekor anjing hutan meloncat dan menyentuhnya, robohlah tembok batu mereka” (Nehemia 4:3). Bagaimana respon pertama Nehemia terhadap kritik-kritik yang dialaminya? Apa yang dilakukannya? Perhatikan Nehemia 4:4-5, 6

Doa memampukan Saudara untuk mengevaluasi kritik dari sudut pandang Allah. Dengan perspektif yang tepat, Saudara aka berada pada posisi yang lebih baik untuk menanggapi dengan tepat kritik yang ditujukan kepada Anda. Setelah melepaskan keluhan kepada Pribadi yang mengenal hati Saudara, Saudara akan menemukan betapa lebih mudah menyapa para pengritik Saudara dengan anugerah.

Perhatikan Nehemia 4:14.

Bukan sekedar berdoa, apa yang dilakukan Nehemia? Apa yang memberikan keberanian kepada Nehemia untuk melangkah di balik semua kritik dan ancaman?

Perhatikan Nehemia 4:9, 16-18.

Selain berdoa dan mengingat, Nehemia menanggapi dengan penuh strategi. Selanjutnya, apa yang dilakukan Nehemia?

Ketika seseorang mengkritik visi Saudara, salurkan emosi Saudara kepada Bapa di surga; berdoalah. Saat Saudara menghadapi kritik yang tidak dapat dihindari, yang menyertai visi yang diberikan Allah, sediakan waktu untuk mengingat Tuhan yang Mahabesar dan Mahadahsyat. Pikirkan kembali waktu ketika Dia pertama kali melahirkan visi ini dalam hati Saudara. Baca kembali bagian Alkitab yang mula-mula Dia gambarkan untun menuntun Saudara. Ingat Tuhan yang Mahabesar dan Mahadahsyat.

Nehemia memahami keseimbangan yang sulit antara berjalan dengan iman dan memimpin dengan strategi. Kepercayaannya adalah kepada Allah. Namun, pada waktu yang bersamaan ia tidak mengabaikan tanggung jawabnya untuk melakukan apa yang dapat ia lakukan untuk melanjutkan visi tersebut. Ia kemudian merevisi rencananya. Dan hasilnya:

”Ketika didengar musuh kami bahwa rencara mereka sudah kami ketahui dan bahwa Allah telah menggagalkannya, maka dapatlah kami semua kembali ke tembok, masing-masing ke pekerjaannya.” (Nehemia 4:15)

Visi terus-menerus dipertajam – tidak berubah; rencanalah yang diperbaiki – jarang sekali tetap sama. Berdoa. Ingat sumber visinya. Merevisi rencananya. Bagaimana dengan visi Saudara di tahun 2021 ini?

Tuhan Yesus Kristus memberkati.

Tuesday, 27 April 2021



[Nehemia 4]
Selasa, 27 April 2021 

"Ingatan tentang bagaimana Allah telah memimpin,
memberikan keberanian untuk melangkah di tengah semua kritikan dan ancaman."
Bacaan: Nehemia pasal 4.

Nehemia tidak sulit untuk percaya bahwa Allah berminat dengan keberhasilan misinya. Misinya jelas merupakan usaha rohani. Kenyataan bahwa pekerjaannya berkisar terutama pada batu bata, campuran semen, dan rincian sampah tidak membelokkannya dari dimensi rohani visinya. Ia dapat melihat melalui hal-hal yang detail menembus ke akar dari apa yang menjadi esensi dari visinya.

Tanggapannya kepada kritik dan ancaman para pemimpin  di sekeliling-nya menjadi contoh yang baik sekali bagi kita dalam menangai kritik.

Nehemia 4:3. “Lalu berkatalah Tobia, orang Amon itu, yang ada di dekatnya: “Sekalipun mereka membangun kembali, kalau seekor angjing hutan menoncat dan menyentuhnya, robohlah tembok batu mereka.”

Nehemia 4:4-5. “Ya, Allah kami, dengarlah bagaimana kami dihina. Balikkanlah cercaan mereka menimpa kepala mereka sendiri dan serahkanlah mereka menjadi jarahan di tanah tempat tawanan. Jangan Kau tutupi kesalahan mereka, dan dosa mereka jangan Kau hapis dari hadapan-Mu, karena mereka menyakiti hati-Mu dengan sikap mereka terhadap orang-orang yang sedang membangun.”

Nehemia 4:6. “Tetapi kami terus membangun tembok sampai setengah tinggi dan sampai ujung-ujungnya bertemu, karena seluruh bangsa bekerja dengan segenap hati.”

Sekarang, kritik apa lagi yang dihadapi Nehemia (ayat 3). Bagaimana hal ini bisa membangkitkan emosi dan pertaruhan ketahanan Nehemia dalam menyelesaikan misinya? Perhatikan, bagaimana respon Nehemia yang pertama terhadap kritik yang dialimnya (ayat 4-5)? Apa perbedaan antara respon Nehemia ini dengan kritik yang dihadapi sebelumnya? Perhatikan doa Nehemia, apa yang Saudara pelajari dari apa yang didoakannya?

Nehemia tidak berhenti dengan doa. Apa yang selanjutnya dikerjakannya (ayat 6)? Bukan pada musuh dan kritik yang dihadapinya, apa yang tetap menjadi fokus Nehemia?

Nehemia 4:14. “Kuamati semuanya, lalu bangun berdiri dan berkata kepada para pemuka dan para penguasa dan kepada orang-orang yang lain: “Jangan kamu takut terhadap mereka! Ingatlah kepada Tuhan yang maha besar dan dahsyat dan berperanglah untuk saudara-saudaramu, untuk anak-anak lelaki dan anak-anak perempuanmu, untuk istrimu dan rumahmu.”

Nehemia bukan hanya berdoa, ia mengingat. Perhatikan, apa yang Nehemia lakukan untuk mengingatkan mereka yang sedang menghadapi musuh dan kritikan tersebut (ayat 14)? Ingatan tentang bagaimana Allah telah memimpin (siapa yang membawanya sampai Yerusalem, intervensi Allah pada Raja Artahsasta, apa yang seharusnya terjadi pada Yerusalem), memberikan keberanian kepada Nehemia untuk melangkah di balik semua kritik dan ancaman.

Bacalah Nehemia 4:9, 16-18.

Selain berdoa dan mengingat, selanjutnya bagaimana respon Nehemia menanggapi kritik dan ancaman? Apa yang dilakukan Nehemia (ayat 16-18)

Tanggapan Nehemia kepada kritik dan ancaman para pemimpin di sekelilingnya menjadi contoh yang baik sekali bagi kita dalam menanggapi kritik. Nehemia melakukantiga hal: berdoa, ingat sumber visinya, dan merevisi rencananya. Visi terus-menerus dipertajam – tidak berubah; rencanalah yang diperbaiki – jarang sekali tetap sama. Tanggapilah kritik dengan doa, mengingat Allah, dan jika perlu, regisi atas rencana visi hidup Saudara.

Bagaimana dengan pergumulan visi hidup Saudara? Apa yang akan Saudara kerjakan berdasarkan kebenaran yang Saudara pelajari?

Tuhan Yesus Kristus memberkati. 

Monday, 26 April 2021



[Nehemia 4]
Senin, 26 April 2021

“Visi: alasan kuat untuk bertahan menghadapi kritik dan tantangan"
Bacaan: Nehemia pasal 4

Visi mudah dikritik. Visi mengundang kritik. Visi sulit dipertahankan terhadap kritik. Visi sering mati karena kritik.

Nehemia dan orang-orangnya tentu saja menghadapi kritik. Visinya bukannya tidak diamati oleh para pemimpin di daerah-daerah sekitar Yerusalem.

Bacalah Nehemia 4:1-3, 7-8, 12.

Bagaimana respons dan kritik Sanbalat, gubernur Samaria? (mencari alasan tembok tidak akan terselesaikan, mengkritik karakter mereka, meragukan kemampuan mereka, menantang komitmen mereka, dan meragukan kelayakan dari proyek tersebut untuk dimulai).

Bacalah Nehemia 4:6-8, 12

"Tetapi kami terus membangun tembok sampai setengah tinggi dan sampai ujung-ujungnya bertemu, karena seluruh bangsa bekerja dengan segenap hati.

Ketika kata-kata kritikan tidak mampu menghentikan para pekerja, bagaimana respon Sanbalat dan seluruh penguasa provinsi Yerusalem (orang Amon, orang Asdod, orang Arab)? Pesan yang disampaikan jelas, “Menyerahlah atau hadapi ancaman kematian.”

Hambatan untuk membangun kembali tembok mulai tampak tak teratasi. Ada lebih banyak sampah yang harus mereka hadapi ketimbang yang mereka perkirakan sebelumnya. Mereka lelah. Semangat menyala untuk proyek yang baru telah padam. Seperti anak-anak yang menempuh perjalanan jauh, mereka mulai mengeluh, “Apakah kita sudah sampai?”

Semua tekanan itu melebihi apa yang dapat mereka tanggung, keluarga mereka dalam bahaya. Orang-orang mereka sendiri mendorong mereka untuk meninggalkan pekerjaan mereka. Kombinasi dari ketakutan dan kecil hati mendesak mereka sampai ke ujung jurang. Mereka pun mundur dari pekerjaan mereka tersebut. Mereka tidak lagi bersedia mengerjakan pekerjaan yang baik itu. Siapa yang bisa menyalahkan mereka?

Coba Saudara pikirkan hal ini. Kalau Saudara mempertimbangkan risiko yang sedang mereka hadapi dibandingkan dengan apa yang mereka peroleh dengan menyelesaikan tembok Yerusalem, mengapa harus bertahan?

Hanya ada satu alasan yang kuat. V I S I

Bagaimana dengan visi hidup Saudara (pribadi, keluarga, pekerjaan, pendidikan, pelayanan)? Kritik dan tantangan apa saja yang Saudara hadapi, yang membuat Saudara ingin menyerah? Bagaimana Saudara tetap bertahan sampai akhir?

Kita semua dapat memahami apa yang dirasakan oleh tim Nehemia. Jika Saudara mengejar sebuah visi dengan skala apa pun, Saudara pasti telah mengalami kritik. Mungkin visi Saudara mengingatkan seseorang tentang apa yang tidak terdapat padanya. Namun, pada saat yang sama, visi tersebut mengingatkannya akan apa yang dapat dan seharusnya terjadi. Nyatanya, tembok Yerusalem berhasil dibanguan dan Tuhan dimuliakan.

Tuhan Yesus Kristus memberkati. 

Saturday, 24 April 2021



[Nehemia 4:1-8]
Sabtu, 24 April 2021

”Visi mengundang kritik dan seringkali mati karenanya. Waspadalah!”
Bacaan: Nehemia 4:1-8

Hari pertama di tahun yang baru 2021, rencana sudah disusun; Visi hidup sudah digumulkan dan kembali ditekadkan. 

Tahukah Saudara: visi Saudara mudah dikritik. Visi mengundang kritik. Visi sulit dipertahankan terhadap kritik. Visi sering mati karena kritik. Jika Saudara membagikan visi Saudara dengan seseorang, kemungkinannya Saudara akan menyadari kebenaran dari keempat kenyataan tersebut. Visi mengandung dua aspek yang sering mengundang tanggapan yang negatif, yaitu perubahan dan kesenjangan..

Kapan saja Saudara berusaha untuk membawa perubahan, perubahan itu mengakibatkan rasa tidak aman bagi mereka yang telah terbiasa dengan apa yang telah ada dan selama ini selalu demikian. Apa yang Saudara yakini sebagai ”apa yang seharusnya” akan dipahami oleh orang lain sebagai suatu yang ”tidak seharusnya.” Visi mudah dikritik karena kesenjangan yang diwarisinya. Sifat alamiah dari visi adalah informasi yang kuat lebih banyak pada aspek apa ketimbang bagaimana. Oleh alasan inilah semua penemu, pemimpin dan penjelajah yang berhasil selalu menghadapi kritik. Saudara tidak sendirian.

Perhatikan. Bagaimana kritik yang dihadapi Nehemia dan orang-orangnya saat membangun kembali tembok Yerusalem? (Nehemia 4:1-3). Sanbalat, gubernur Samaria, mencoba dengan segala cara untuk mencari alasan tembok itu tidak akan pernah terselesaikan. Ia mengkritik karakter para pembangun, meragukan kemampuan mereka. Ia menantang komitmen mereka untuk menyelesaikan apa yang telah mereka mulai. Puncaknya, ia meragukan kelayakan dari proyek tersebut untuk dimulai.

Tobia, pendamping Sanbalat, menyetujuinya. Ia menggambarkan seluruh tenaga kerja Nehemia tidak kompeten. Sekalipun seandainya mereka dapat menyelesaikan tembok itu, berat seekor anjing hutan akan merobohkannya. Tidak lama kemudian, perkataan itu mulai beredar di kalangan para pekerja. Bahkan, sekarang yang memperingatkan para pembangun untuk tidak melanjutkan pembangunan tembok adalah orang Yahudi lain, saudara mereka sendiri. (Nehemia 4:7-8, 12).

Sanbalat dan Tobia, orang Arab dan orang Amon serta orang Asdod bersepakat untuk memerangi Yerusalem dan mengadakan kekacaua di sana. Pesannya jelas, ”Menyerahlah atau hadapi ancaman kematian.”

Semua tekanan itu melebihi apa yang dapat mereka tanggung. Keluarga mereka berada dalam bahaya. Orang-orang mereka sendiri mendorong mereka untuk meninggalkan pekerjaan mereka. Kombinasi dari ketakutan dan kecil hati mendesak mereka sampai di tepi jurang. Mereka pun mundur dari pekerjaan mereka. Mereka tidak lagi bersedia mengerjakan pekerjaan yang baik itu.

Kalau Saudara mempertimbangkan risiko yang sedang mereka hadapi dibandingkan dengan apa yang akan mereka peroleh dengan menyelesaikan tembok Yerusalem, mengapa harus tetap bertahan? Hanya ada satu alasan yang kuat: VISI.

Dan tembok Yerusalem berhasil dibangun kembali.

Hadapi semua kritikan. Selamat memperjuangkan Visi Saudara di tahun 2021, dalam pergumulan Covid-19.

Tuhan Yesus Kristus memberkati.

Friday, 23 April 2021



[Nehemia 2:18-20]
Jumat, 23 April 2021 

"Visi Memiliki Harga."
Bacaan: Nehemia 2:18-20

Orang-orang yang berkumpul untuk mendegarkan visi Nehemia bagi Israel memberikan respon dan berkomitmen.

Ketika kuberitahukan kepada mereka, betapa murahnya tangan Allahku yang melindungi aku dan juga apa yang dikatakan raja kepadaku, berkatalah mereka: "Kami siap untuk membangun!" Dan dengan sekuat tenaga mereka mulai melakukan pekerjaan yang baik itu.

Cara kisah ini disampaikan memberi kesan seolah-olah orang di Yerusalem tidak memiliki sesuatu yag lebh baik untuk dilakukan selain membangun kembali tembok.

Mereka adalah masyarakat pertanian. Jika tidak bekerja, Anda tidak makan. Orang-orang ini punya banyak hal untuk dilakukan. Menambahkan proyek ini ke dalam rutinitas sehari-hari berarti mengesampingkan hal-hal yang lain. Dengan kata lain, membangun kembali tembok berarti pengurbanan dan resiko.

Kebanyakan orang telah pindah keluar kota dan tinggal di sekeliling Yerusalem. Membangun tembok kembali berarti harus meninggalkan rumah, ladang, dan usaha mereka, serta melakukan perjalanan ke kota untuk bekerja. Keputusan ini berarti menghentikan kehidupan yang selama ini telah mereka jalani, yaitu meninggalkan ladang, ternak, dan keluarga mereka. Pada akhirnya nanti mereka akan diminta untuk meninggalkan rumah mereka dan pindah ke kota agar pekerjaan itu lebih efisien. Namun, mereka melakuan semua itu dengan senang hati. Visi tentang apa yang dapat dan seharusnya terjadi mendorong mereka untuk memberikan pengurbanan yang diperlukan.  "Dan dengan sekuat tenaga mereka mulai melakukan pekerjaan yang baik itu."

Tidak setiap orang mendukung prospek Israel kembali berdiri secara ekonomi dan politik. Sanbalat, gubernur Samaria, adalah orang yang merasa terganggu karena seorang telah datang untuk memajukan kesejahteraan Israel (2:10). Ia, bersama-sama denga gubernur di kawasan sekelilingnya, telah mendapatkan keuntungan secara finansial serta politis dari keadaan Israel yang lemah. Hal yang paling tidak mereka inginkan adalah Israel menyusun kembali kekuatan mereka dan mendapatkan kembali pengaruh yang pernah mereka miliki di kawasan dunia itu.

Sanbalat dan sekutunya mulai mempertanyakan motivasi dan maksud Nehemia. Merka mulai mengedarkan hoax, isu dan surat ancaman. Tujuannya adalah tembok Yerusalem tidak pernah diselesaikan.

Akibatnya, pria dan wanita yang meninggalkan rumah dan ladang mereka untuk pergi ke Yerusalem dalam rangka mengerjakan tembok tersebut harus melakukan dengan resiko ketika kembali, mereka menemukan rumah mereka dibakar dan tanaman mereka dihancurkan. Apa pun yang berharga bagi mereka dipertaruhkan. Namun, mereka mengerjakan semuanya untuk pekerjaan yang baik, mereka bersedia berkurban. Mereka mengenali resiko dan melanjutkan proyek tersebut.

Sisa-sia Israel yang tidak terorganisir, tidak termotivasi, dan tidak terinspirasi rasa nasionalismenya ini bisa menjadi sebuah tim. Ketika memberikan tangan mereka kepada tugas itu, mereka berubah dari kelompok terserak yang melayani diri sendiri menjadi sebuah pasukan dan misi. Jika Allah telah melahirkan sebuah visi dalam hati mereka, akan tiba harinya ketika Anda akan dipanggil untuk melakukan pengurbanan guna mencapainya, bahkan ketika tampaknya tidak ada jaminan keberhasilan.

Apa yang Saudara pelajari tentang visi yang memiliki harga ini? Bagaimana dengan visi hidup Saudara?

Tuhan Yesus Kristus memberkati. 

Thursday, 22 April 2021



[Nehemia 2:11-18]
Kamis, 22 April 2021 
“Mengumumkan Visi”
Bacaan: Nehemia 2:11-18

Setelah memeriksa tembok Yerusalem yang runtuh, Nehemia tahu bahwa akhirnya telah tiba waktunya untuk membagikan visinya. Sebagaimana halnya dengan semua orang yang sedang membagikan visinya, Nehemia tidak tahu bagaimana orang-orang ini akan menanggapi. Bagaimanapun, ia adalah pendatang baru. Mereka telah biasa hidup tanpa manfaat dari tembok-tembok perlindungan selama beberapa generasi. Dari yang ia ketahui, kemungkinan mereka mungkin akan mengusirnya keluar kota, atau menertawakannya, atau lebih buruk dari itu, sekedar mengabaikannya.

Akan tetapi, orang dengan visi dari Allah adalah orang yang mengerjakan misi. Ia tidak dapat diam selamanya. Nehemia berupaya mengumpulkan orang bersama-sama. Dan kemudian ia membagikan visinya bagi kota itu.


 Nehemia 2:17-18:
"Berkatalah aku kepada mereka: "Kamu lihat kemalangan yang kita alami, yakni Yerusalem telah menjadi reruntuhan dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar. Mari, kita bangun kembali tembok Yerusalem, supaya kita tidak lagi dicela."
Ketika kuberitahukan kepada mereka, betapa murahnya tangan Allahku yang melindungi aku dan juga apa yang dikatakan raja kepadaku, berkatalah mereka: "Kami siap untuk membangun!" Dan dengan sekuat tenaga mereka mulai melakukan pekerjaan yang baik itu.

Setiap visi yang mampu menggerakkan terdiri dari empat komponen, seperti dalam kutipan singkat pidato Nehemia di atas.

1) Apa masalahnya? (ayat 17a),

2) Apa solusinya (ayat 17b),

3) Apa alasan sesuatu harus dilakukan (ayat 17b), dan

4) Apa alasan sesuatu harus dilakukan sekarang (ayat 18a).

Dan bagaimana hasilnya? (ayat 18b).

Dengan menjawab keempat pertanyaan ini akan memungkinkan Anda mengikat pikiran, hati, imajinasi, dan energi orang lain. Ketika Anda dapat menyampaikan dengan jelas jawaban dari keempat pertanyaan ini, Anda siap mengumumkan visi Anda kepada khalayak. Khalayak bisa berarti pasangan Anda, anak perempuan Anda yag berumur enam belas tahun atau sebuah ruangan konferensi yang penuh dengan para relawan atau team pelayanan. Konteksnya tidak terlalu penting karena prinsipnya sama.

Ketika mereka yakin bahwa itu adalah jalan memuliakan Allah, akan selalu ada beberapa orang akan bertanya, "Sampai sejauh mana saya dapat memberikan hidup saya untuk visi ini?"

Bagaimana dengan visi hidup Saudara (dalam banyak persoalan keluarga/bidang/profesi/pekerjaan/pelayanan)? Bagaimana Saudara mengumumkannya?

Tuhan Yesus Kristus memberkati.

Wednesday, 21 April 2021



[Nehemia 2:11-20]
Rabu, 21 April 2021

“Bagaimana Menghidupi Visi”
Bacaan: Nehemia 2:11-20

“Maka tibalah aku di Yerusalem. Sesudah tiga hari aku di sana, bangun-lah aku pada malam hari bersama-sama beberapa orang saja yang menyertai aku. Aku tidak beritahukan kepada siapa pun rencana yang akan kulakukan untuk Yerusalem, yang diberikan Allahku dalam hatiku. Juga tak ada lain binatang kepadaku kecuali yang kutunggangi. Demi-kian pada malam hari aku keluar melalui pintu gerbang Lebak, ke jurusan mata air Ular Naga dan pintu gerbang Sampah. Aku menyelidiki dengan seksama tembok-tembok Yerusalem yang telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya yang habis dimakan api.” (Nehemia 2:11-13)

Akhirnya, di cakrawala terlihat kota Yerusalem. Ini tentunya menjadi saat yang emosional bagi Nehemia ketika bayangan kota ini terlihat dari kejauhan. Ia telah meratapi gambaran tentang Yerusalem. Ia menangis ketika mendekati kota itu.

Tetapi, setibanya di Yerusalem, Nehemia tidak bersegera membagikan visinya dengan siapa pun di Yerusalem setidaknya selama tiga hari! Perhatikan. Selanjutnya, apa yang dilakukan Nehemia? Mengapa Nehemia melakukannya?

Nehemia melakukan sejumlah perjalanan sebelum melakukan pembicaraan. Nehemia tidak berjalan masuk ke kota dan menjelaskan maksudnya. Sebaliknya, Nehemia melakukan pencarian data. Ia tidak didorong dengan emosi saat itu. Meskipun Nehemia tentunya sangat bergairah, tetapi ia tetap tenang.

Penyelidikan akan menghasilkan setidaknya satu dari tiga hal. Penyelidikan akan meneguhkan sifat ilahi dari asal visi Saudara, memberinya definisi dan fokus lebih lanjut, atau memperingatkan Saudara bahwa Saudara telah memahami visi itu secara keseluruhan.

Apa yang Saudara pelajari dari apa yang dilakukan Nehemia? Ada tiga hal yang membuat orang tidak menginvestigasi visi mereka secara penuh. Alasan mana yang paling menggoda untuk Saudara pakai?

Tidak sabar"Saya tidak punya waktu untuk berjalan berkeliling, memeriksa reruntuhan tembok yang sekian banyak itu. Lagi pula, saya sudah tahu apa masalahnya. Inilah saatnya untuk segera membangun kembali."

Harga diri"Apa perlunya harus berjalan berkeliling untuk melihat reruntuhan tembok itu? Apa yang mungkin bisa saya pelajari yang saya belum tahu?"

Ketakutan"Saya khawatir jika tahu betapa buruknya kondisinya, saya mungkin akan menjadi kecil hati."

Bagaimana Saudara menghidupi dan mengerjakan visi hidup Saudara (pasangan/keluarga, pekerjaan/profesi, pelayanan, dsb.)?

Tuhan Yesus Kristus memberkati.

Tuesday, 20 April 2021



[Nehemia 2:1-10]
Selasa, 20 April 2021 

“Siapa yang Menjadi Fokusnya?”
Bacaan: Nehemia 2:1-10

Apa yang menghancurkan hati Nehemia? Rencana besar apa yang sedang digumulkannya, didoakan, dan ditunggu-tunggunya? Ketika peluang/kesempatan datang untuk keberhasilan rencananya, bagaima-na respon Nehemia? Apa yang dikatakannya (ayat 4).

Selanjutnya, ketika pergumulannya doanya mulai terkabulkan, bagai-mana respon Nehemia? Apa yang dikatakannya (ayat 7-8).

Selama seluruh proses tersebut, Nahemia tidak pernah kehilangan kesadaran akan ketergantungannya pada Tuhan. Bahkan dengan kesempatan sekali seumur hidup yang ada di hadapannya, ia tidak berani melangkah sendiri. Ia sudah menundukkan kemauannya sendiri. Tidak ada kemandirian, sikap sok pahlawan, atau keinginan untuk bertindak sendiri dalam diri Nehemia. Ia begitu terkunci dalam sumber kekuatannya sehingga kejadian yang penuh emosi hati itu di ruangan istana  tidak menggoyahkanya. Ia tidak mengucapkan sepatah kata pun sebelum meminta pertolonga Allah.

Coba pikirkan hal ini. Nehemia telah mempersiapkan diri dengan baik dan ia siap. Namun, ia tidak bergantung pada persiapannya. Ia tidak bergantung pada raja. Ia tetap bergatung seperti sejak semula kepada Alah.

Inilah iman yang sedang Allah kembangkan dalam diri Saudara sementara Saudara sedang menunggu dalam tahap awal visi Saudara.

Perhatikan siapa yang mendapat pujian?

Nehemia mengetahui itu bukan kesabaran, persiapan, kemampuannya berbicara ataupun kepribadiaannya yang persuasif yang memungkin-kan persistiwa tersebut terjadi. "Raja menganugerahan hal itu kepadaku karena tangan Allahku yang murah melindungi aku." Hanya Allah yang dapat merekayasa peristiwa tersebut. Nehemia dapat dengan cermat memberikan pujian tersebut ke tempat yang semestinya. Ia mengenali sumber keberhasilannya.

Visi dari Allah akhirnya kembali kepada Allah. Apa pun peran Saudara, Saudara tidak akan pernah menjadi poin utama dari visi yang sungguh-sungguh dari Allah. Dialah fokusnya.

Iman merupakan ungkapan keyakinan terhadap pribadi dan karakter Allah. Iman merupakan tanggapan yang tepat terhadap janji atau pernyataan Allah.

Bagaimana dengan pergumulan visi hidup Saudara? Siapa dan apa yang menjadi fokus dalam pergumulan tersebut? Bagaimana Saudara dapat meneladani Nehemia dalam pergumulan visi hidupnya?

Tuhan Yesus Kristus memberkati.


Lalu kata raja kepadaku: "Jadi, apa yang kauinginkan?" Maka aku berdoa kepada 
Allah semesta langit, ... Dan raja mengabulkan permintaanku itu, 
karena tangan Allahku yang murah melindungi aku.”
(Nehemia 2:4, 8)

Monday, 19 April 2021



[Nehemia 1:4-11]
Senin, 19 April 2021 

“Bagaimana Berdoa”
Bacaan: Nehemia 1:4-11

“Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit”. (Nehemia 1:4)

Ketika Nehemia mendengar kondisi Yerusalem yang menyedihkan, ia memikirkan melampaui realitas fisik yang ada; bukan sekedar tentang bangunan tembok yang hancur. Kepedulian dan doa Nehemia menjadi pondasi bagi cerita selanjutnya. Sesudah puluhan tahun dalam kesukaran besar dan dalam keadaan tercela (ayat 3), akhirnya tembok Yerusalem berhasil dibangun kembali dan bangsa Israel dipulihkan.

Bagaimana semua itu dimulai? Bagaimana visi itu dilahirkan? Perha-tikan, bagaimana Nehemia menuliskannya?

1)     Ketika kudengar berita itu - Nehemia mengenal kebutuhan dengan benar.

2)    duduklah aku menangis dan berkabung  - Nehemia memperhatikan kebutuhan yang utama.

3)    aku berdoa -  Nehemia berdoa.

4)    biarlah hamba-Mu berhasil  - Nehemia menyediakan diri untuk memenuhi kehendak Allah (ayat 11).

Alkitab menceritakan siapa yang dipakai Tuhan adalah pribadi-pribadi yang mempunyai relasi intim dengan Tuhan, menghidupi visi dari Tuhan, dan hidup dalam doa yang benar serta taat pada firman-Nya.

Perhatikan. Bagaimana Nehemia berdoa?

1)     Pertama, Nehemia fokus pada kebesaran Allah (ayat 5).

2)   Pengakuan dosa. "Juga aku dan kaum keluargaku telah berbuat dosa" (ayat 6, 7).

3)   Firman Tuhan menjadi dasar doa (ayat 8-10).

4)   Percaya bahwa Tuhan berkuasa. "... dan mendapat belas kasihan dari  orang ini" (ayat 11) Di hadapan Allah, Nehemia menyebut Raja Artahsasta yang berkuasa dengan perkataan "...dari orang ini"


Bagaimana dengan kehidupan doa Saudara?
Tuhan Yesus Kristus memberkati.

Sunday, 18 April 2021



[Nehemia 1:4-11] 
Minggu, 18 April 2021

"Nehemia: saatnya berdoa dan merencanakan"
Bacaan: Nehemia 1:4-11

Ketika Nehemia mendengar kondisi Yerusalem saat itu, ia menangis dan berkabung beberapa hari, dan tidak ada satu pun yang dapat ia lakukan untuk memulihkan situasi. Tidak ada. Sepintas kita melihat bahwa Nehemia berada di tempat yang salah dengan pekerjaan yang salah dan bekerja untuk orang yang salah. Ia tidak memiliki cara untuk mengubah satu hal pun dari kondisi tersebut. Ia tidak bebas untuk bertindak atas visinya.

Pernahkah Saudara mengalami seperti yang dialami Nehemia dalam periode yang menakutkan ketika tampaknya tidak mungkin bergerak lebih jauh dengan visi Saudara? Saudara tahu sekali dengan minggu-minggu, bulan-bulan, dan mungkin tahun-tahun ketika berbagai situasi tidak memungkinkan Saudara menjadi proaktif. Saat-saat Saudara tidak bebas untuk bertindak?

Saudara tidak memiliki cukup uang untuk menyelesaikan sekolah? Pekerjaan Saudara saat ini tidak memberikan fleksibilitas untuk mengejar ide dari kepedulian Saudara? Setiap orang mengatakan Saudara memerlukan lebih banyak pengalaman? Tanggung jawab keluarga Saudara tidak memberikan waktu luang yang cukup kepada Saudara? Saudara merasa berada di tempat yang salah dari negeri ini? Saudara punya hutang yang harus dibayar?

Jadi, apa yang seharusnya Saudara lakukan sementara itu!? Apa yang dapat Saudara lakukan untuk tetap membuat visi itu hidup?

Perhatikan. Nehemia bukannya tidak aktif. Empat bulan (bulan Kislew – bulan Nisan/ Desember – April) lamanya di antara kejadian saat ia mendengar kondisi tembok Yerusalem tersebut dan akhirnya dapat berbuat sesuatu, merupakan waktu produktif bagi Nehemia. Ia menggunakan waktu ini untuk mempersiapkan hari ketika Tuhan akan melepaskan ia untuk mengejar visinya. Ia tidak membiarkan kemunduran waktu membuatnya kecil hati atau menyurutkan langkahnya. Nehemia tidak membiarkan visinya mati.

Nehemia menggunakan waktunya untuk melakukan dua hal: BERDOA dan MERENCANAKAN.

Nehemia berdoa untuk dua hal sehubungan dengan visinya: sebuah KESEMPATAN dan KEMURAHAN (Nehemia 1:11). Bukan berdoa bagi adanya mukjizat/sesuatu yang bersifat supranatural, tetapi berdoa bagi kesempatan.

Orangtua memiliki visi untuk keberhasilan anak-anaknya. Bukan hanya berdoa agar mereka menjadi pria dan wanita yang memiliki karakter, tetapi berdoa untuk kesempatan yang membangun karakter itu di dalam hidupnya. Doa untuk teman-teman yang hidup dalam dosa, bukan hanya berdoa agar mereka diselamatkan; tetapi berdoa untuk kesempatan berbicara dengan mereka tentang Kristus.

Nehemia berdoa agar Tuhan membuat Raja Artahsasta berminat dan mendukung visinya. Raja dikenal bukan sebagai orang yang suka berbelaskasihan. Itu bukan wataknya. Dalam kenyataannya, ketika Nehemia akhirnya mendapat kesempatan untuk berbicara kepada raja, ia mengatakan "sangat takut" (2:2).

Pikirkan hal ini. Jika Allah dapat menggerakkan Raja Artahsasta untuk membiayai pembangunan kembali tembok Yerusalem, Dia tentu saja dapat mengubah hati mereka yang menghalangi Saudara dan visi yang Allah berikan kepada Saudara. Secara manusiawi, tidak ada cara apa pun yang membuat Raja Artahsasta mendukung visi Nehemia. Namun, doa membawa kita jauh melampaui kemungkinan manusia.

Jadi, apakah yang Saudara kerjakan dalam masa-masa pergumulan dan penantian saat ini? Sudahkan Saudara berdoa dan merencanakannya dengan baik? Peluang-peluang apa saja yang Saudara doakan? Siapa saja yang Saudara doakan, mereka yang dapat membantu Saudara mencapai visi Saudara? (Pada perenungan selanjutnya, renungkan isi doa Nehemia dan rencana yang disusunnya).

Tuhan Yesus Kristus memberkati Saudara dan pergumulan visi Saudara. 

"Ya, Tuhan, berilah telinga kepada doa hamba-Mu ini dan kepada doa hamba-hamba-Mu 
yang rela takut akan nama-Mu, dan biarlah hamba-Mu berhasil hari ini 
dan mendapat belas kasihan dari orang ini." 
(Nehemia 1:11)

Saturday, 17 April 2021



[Nehemia 1:1-4]
Sabtu, 17 April 2021

Visi yang ditetapkan Allah berawal dari ta kepedulianngisan. 
Bacaan: Nehemia 1:1-4 

Kisah di bulan Desember (bulan Kislew) tahun 445 sM (2.500an tahun yang lalu). Kisah pribadi Nehemia yang bekerja sebagai juru minuman raja Persia yang berkuasa di dunia pada waktu itu. Kerajaan yang terletak 800 mil (± 1.000 Km) dari Yerusalem. Nehemia tinggal di istana kerajaan yang menjadi ibukota dunia saat itu. Bagaimana kehidupan Nehemia di istana Persia – kedudukan dan fasilitas yang dinikmatinya?

Ketika saudara-saudara Nehemia datang  ke puri Susan dari tempat yang jauh, apa yang dilakukan Nehemia? Mengapa informasi tentang "kesukaran besar, keadaan tercela, tembok Yerusalem yang terbong-kar, pintu-pintu gerbang yang terbakar" penting bagi Nehemia? Hal apa sebenarnya yang dilihat Nehemia, melampaui realitas fisik yang ada, bukan sekedar tentang bangunan tembok yang hancur?

"...aku menangis dan berkabung selama beberapa hari." (ayat 4). Kemudian, mengapa Nehemia menangis dan berkabung, pada saat ia menjadi juru minuman raja Persia? Bagaimana hal ini (Nehemia menangis) bisa terjadi? Perihal apa yang menyebabkan Nehemia menangis dan berkabung? Apakah hal tersebut berkaitan dengan kepentingan pribadi Nehemia yang sudah mapan dan nyaman?

Visi yang ditetapkan Allah berawal dari ta kepedulianngisan. Visi adalah gambaran mental yang jelas tentang apa yang dapat terjadi, yang didorong oleh keyakinan terhadap apa yang seharusnya terjadi. Kasih Allah dan kedaulatan Allah sepanjang sejarah manusia, dinyatakan melalui pribadi-bribadi yang menangkap visi Allah dan taat mengerjakannya.

Selama 90 tahun bangsa Israel dalam keadaan tercela dan hancur. Kelihatannya tidak ada yang peduli lagi dengan apa yang terjadi, tidak ada pengharapan. Kemudian tampillah Nehemia yang menangis dan berkabung setelah mendengar realitas yang ada; dengan visi dari Allah yang lahir di hatinya. Kedaulatan kasih Allah dinyatakan, tembok Yerusalem dibangun kembali dan pemulihan terjadi. Arti nama Nehemia adalah "Yahweh yang menghibur".  

Bagaimana dengan visi hidup Saudara (keluarga, pekerjaan, profesi, studi, pelayanan)? Sesuatu hal yang membuat Saudara menangis dan berkabung; bahkan dalam segala kenyamanan dan kemapanan Saudara saat ini? Bagaimana tangisan kepedulian Saudara menjadi berkat dan Tuhan dimuliakan di  dalamnya?

Tuhan Yesus Kristus memberkati visi Saudara.

Saturday, 10 April 2021



[Rut 4:13-22]
Sabtu, 10 April 2021

"Kehadiran dan penebusan-Nya lebih berharga 
dari semua berkat jasmani yang ada" 
Bacaan: Rut 4:13-22

Kisah Rut dan Naomi berakhir dengan penuh kebahagiaan. Ingat, kitab Rut diawali dengan 5 ayat duka cita (Rut 1:1-5). Terjadi kelaparan, Elimelekh memilih pergi ke negeri asing bersama Naomi dan kedua anak laki-lakinya. Kemudian matilah Elimelekh dan kedua anaknya. Naomi hidup bersama 2 perempuan janda menantunya di negeri asing dalam kemiskinan. Tetapi, 80 ayat berikutnya kitab ini bercerita semakin jelas bagaimana Allah memelihara Naomi bersama-sama Rut perempuan Moab itu, menantunya, kembali pulang ke Betlehem dari daerah Moab. Harapan baru datang, perubahan hidup terjadi ketika Boas hadir sebagai penebus. Bukan sekedar berkat-berkat jasmani yang mereka nikmati, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana janji pemeliharaan Allah berlaku atas mereka.

Perhatikan Rut 4:13-14a. Ingat sebelumnya, Naomi dan Rut kehilangan laki-laki sandaran hidup mereka. Bahkan, 10 tahun tinggal di Moab, Rut belum mendapat keturunan dari Mahlon, suaminya (Rut 1:4). Tetapi sekarang, Rut melahirkan seorang anak laki-laki; karena karunia TUHAN. Dan yang pertama dikatakan perempuan-perempuan kepada Naomi: “Terpujilah Tuhan..” Merekalah yang pada waktu Naomi tiba di Betlehem, gempar dan berkata: “Naomikah itu?”. Naomi berkata kepada mereka: “Janganlah sebutkan aku Naomi (“yang menyenangkan/ kesukaan”); sebutlah aku Mara, sebab Yang Maha Kuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku” (Rut 1:19-20). Yang terutama, segala pujian hanya bagi Allah, bukan pada Boas yang telah bersedia menebus dan menikahi Rut. Tersirat dengan jelas, narasi kitab menggambarkan kedaulatan kasih Allah atas umat-Nya, apapun yang terjadi dalam hidup mereka.

Perhatikan Rut 4:14b-17. “Termasyurlah kiranya nama anak itu di Israel.”  Bukan saja Boas yang menjadi pengharapan saat ini, tetapi juga anak yang dilahirkan Rut, menjadi pengharapan masa depan mereka. Anak itu akan menyegarkan jiwa dan memelihara Naomi  pada waktu rambutnya telah putih. Naomi telah kehilangan 3 laki-laki yang sangat dikasihinya, tetapi sekarang dikatakan: “perempuan yang lebih berharga bagimu dari 7 anak laki-laki.” Angka 7 adalah lambang kepenuhan/kesempurnaan.

Perhatikan, tetangga-tetangga perempuan Naomi memberikan nama kepada anak Rut. Anak yang sekarang ada di pangkuan Naomi menjadi berkat bagi banyak orang. Nama Obed dalam bahasa Ibrani berarti “pelayan/melayani”. Obed adalah ayah Isai. Isai adalah ayah Daud (“yang dikasihi”), raja yang membangun Israel dan melahirkan keturunan yang melahirkan Mesias, Yesus Kristus. Bukan sekedar berkat jasmani yang diterima Naomi dan Rut, tetapi terlebih penting adalah berkat rohani dan pemeliharaan Allah yang berdaulat. Allah berkasih karunia kepada pribadi-pribadi yang bergumul dalam kehidupan mereka, tetapi dipakai-Nya untuk menyatakan kedaulatan kasih Allah. Tersirat dengan jelas adanya jaminan masa depan dalam rancangan Allah.

Perhatikan Rut 4:18-22. Bandingkan dengan lima ayat pertama dari kitab Rut, yang secara ringkas dan padat menceritakan duka cita dalam sepuluh tahun tinggal di Moab. Sekarang, dalam lima ayat terakhir kitab Rut, ada sepuluh nama/generasi tercatat dalam silsilah Daud; mulai dari Peres hingga Daud. Tersirat dengan jelas bagi pembaca kitab Rut tentang kesetiaan dan campur tangan Allah, serta jaminan pemeliharaan-Nya; meskipun mereka yang terlibat di dalamnya tidak menyadarinya. Dan Saudara tahu, pemeliharaan Allah dan jaminan keselamatan-Nya tergenapi melalui keturunan Daud (Matius 1); Yesus Kristus lahir dan mati di kayu salib menjadi penebus Saudara.

"Kehadiran dan penebusan-Nya lebih berharga dari semua berkat jasmani yang ada.” Yang Allah janjikan bukan sekedar berkat-berkat jasmani, tetapi yang terpenting adalah penebusan dan pemeliharaan-Nya. Rasul Paulus dalah pertobatannya menuliskan: “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara (Roma 8:28-29). 

Allah tetap hadir dan pedulikan hidup Saudara. Selamat menikmati akhir pekan, mensyukuri penebusan dan pemeliharaan Allah. Tetap setia dan sepenuhnya hidup bersandar pada-Nya yang terlebih setia senantiasa. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd100421)

Friday, 9 April 2021



[Rut 4:1-12]
Jumat, 9 April 2021

"Tidak ada penebusan tanpa membayar harga." 
Bacaan: Rut 4:1-12

Kitab Rut dibuka dengan tiga pemakaman (Rut 1:3,5) tetapi ditutup dengan pernikahan dan kelahiran, mencatat kegembiraan yang meluap di kota kecil Betlehem. Tidak semua kisah hidup memiliki akhir jenis ini. Tetapi buku kecil Rut ini mengingatkan bahwa bagi orang Kristen, Tuhan masih menulis bagian/pasal terakhir. Saudara tidak harus takut akan masa depan. Sebab Yesus Kristus yang mati di salib itu hidup dan naik ke sorga, ada pengharapan kekal bagi Saudara.

Perhatikan Rut 4:1-2. Kata menebus berarti "untuk dibebaskan dengan membayar harga." Sebelumnya, Naomi dan Rut yang miskin kembali ke Betlehem (Rut 1:20-21). Properti Elimelekh telah terjual atau berada di bawah semacam hipotek. Namun, Rut dan Naomi terlalu miskin untuk menebus tanah tersebut. Menurut hukum di Imamat 25:23-34 dan Ulangan 25:5-10, penebusan hanya bisa dilakukan oleh kerabat terdekat. Penebusan dilakukan menurut hukum. Dan itulah yang nantinya dilakukan Boas sebagai penebus Rut.

Pada dasarnya, Saudara adalah budak dosa dan Iblis (Efesus 2:1-3; Yohanes 8:33-34) dan tidak dapat membebaskan diri. Tetapi Yesus memberikan hidup-Nya sebagai tebusan bagi orang-orang berdosa (Markus 10:45; Wahyu 5:9-10). Perhatikan, Yesus menyediakan diri dekat dengan Saudara sebelum menebus Saudara. Dia menjadi manusia dalam darah dan daging sehingga bisa mati untuk Saudara di kayu salib (Ibrani 2:14-15). Ketika Yesus dilahirkan di dunia ini dalam daging manusia, Ia menjadi "kerabat dekat," dan Dia akan tetap menjadi "kerabat" Saudara untuk selamanya.

Perhatikan Rut 4:3-8. Allah merancang penebusan dengan strategi yang sangat hebat. Boas mengerti bahwa ada penebus lain yang lebih dekat dibanding dirinya. Mengapa penebus yang lebih dekat itu tidak bersedia melakukannya? Ada risiko yang harus ditanggungnya: penebus harus menikahi Rut yang adalah orang Moab. Anak pertama Rut nantinya bisa mengklaim kepemilikan Elimelekh karena diperhitungkan sebagai keturunan Elimelekh, sementara itu penebus yang menikahi Rut tidak mendapatkannya. Anak-anak Rut akan menjadi beban tambahan bagi warisan si penebus sendiri dan membahayakan warisan keluarganya sendiri. Tetapi, ada jalan bagi Boas untuk mendapatkan Rut. Demikian juga kasih Allah kepada manusia berdosa, Allah merancang strategi yang hebat dan menggenapinya; meskipun sangat mahal harganya.

Perhatikan Rut 4:9-10. Penebusan dilakukan dengan sukarela dan membayar harga karena kasih. Boas yang tidak harus menebus tetapi bersedia menjadi penebus, mengambil risiko dan tidak mementingkan dirinya sendiri, rela menanggung kerugian. Tidak ada penebusan tanpa membayar harga, dan Boas mampu membayar harganya. Yesus mampu membayar harga penebusan Saudara manusia berdosa, bukan saja karena “kerabat dekat” (menjadi manusia) tetapi Dia adalah Allah juga. Bagi Saudara, keselamatan anugerah untuk “barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan” (Kisah Rasul 2:21), tetapi dari sudut pandang Allah, penebusan sangatlah mahal harganya.

Perhatikan Rut 4:11-12. Orang-orang berdoa agar Rut berbuah (Efrata: “berbuah”) melahirkan anak-anak sebagai berkah dan membawa kehormatan bagi kota kecil mereka, Betlehem. Seperti Rahel dan Lea, dibukakan kandungannya oleh Allah, melahirkan bangsa yang termasyur dan melaluinya Allah akan mengirimkan Mesias. Betlehem adalah tempat di mana Rahel dimakamkan (Kejadian 35:19), tetapi yang lebih penting, itu akan dikenal sebagai tempat di mana Yesus Kristus dilahirkan. Mereka ingin rumah Boas menjadi seperti Peres (Rut 4:12; Matius 1:3). Keluarga Peres telah menetap di Bethlehem (1 Tawarikh 2: 50-54), dan Boas adalah keturunan Peres (ayat 18). Tamar, ibu dari Peres, bukan wanita yang saleh, tetapi namanya ditemukan dalam silsilah Tuhan kita (Mat. 1: 3). Penebusan dilakukan dengan harapan untuk masa depan, supaya umat-Nya dapat ditebus dan memperoleh hidup kekal.

Boas membayar penebusan Rut dan perubahan luar biasa terjadi pada kehidupan Rut. Dia beralih dari yang kesepian menjadi yang dicintai, dari kerja keras ke beristirahat, dari kemiskinan menuju kekayaan, dari kekhawatiran menjadi kepastian jaminan, dan dari keputusasaan ke pengharapan. Dia tidak lagi "Rut orang Moab," karena masa lalu sudah pergi, dan dia sedang membuat awal yang baru. Dia sekarang "Rut istrinya Boas," nama yang dia banggakan. Lebih daripada Boas, Yesus Kristus telah lunas membayar penebusan Saudara dengan memberikan diri-Nya di kayu salib; justru ketika Saudara masih berdosa (Roma 5:7-8). Perayaan Jumat Agung dan Paskah telah berakhir menurut tanggalnya, tetapi tetaplah serius hidup dalam penebusan-Nya dan beritakanlah Dia. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd090421)

Selasa, 31 Desember 2024 "Tahun Baru: Hidup Baru Dengan Ketaatan Kepada-Nya" (Renungan Natal menyambut Tahun Baru 2025) Banyak...