[Rut 2:17-23]
Senin,
15 Maret 2021
"Harus hidup dalam pengharapan”
Bacaan: (Rut 2: 17-23)
Harapan
adalah penting dalam kehidupan, apalagi dalam jaman yang penuh pergumulan saat
ini. Sementara banyak orang tidak berpengharapan, bagaimana
Saudara memandang realita harapan dalam hidup Saudara saat ini? Allah, sumber
pengharapan, menginginkan setiap umatnya hidup dalam pengharapan yang telah
disediakan-Nya. Belajarlah dari kisah Rut; bacalah Rut 2:17-23.
Sepanjang
hari, Rut sebagai janda miskin di
negeri orang, bekerja dengan hati yang bahagia dan penuh harapan di tengah
berbagai resiko. Dia makan saat lapar, minum saat haus, dan istirahat saat
kelelahan. Bulir-bulir jelai yang dia kumpulkan berjumlah 1 efa, cukup untuk makan dua janda itu selama hampir seminggu. Rut juga memiliki sisa makanan dari makan siangnya (ayat
18). Rut pekerja yang rajin, berhati-hati agar tidak menyia-nyiakan apapun yang
Tuhan berikan padanya.
Bagaimana
tanggapan Naomi terhadap pengalaman Rut? Terakhir kali diceritakan, Naomi berbagi
kekecewaannya dengan para wanita Betlehem dan menyalahkan Tuhan atas kesedihan
dan kemiskinannya. Ketika Rut meminta izin untuk pergi ke ladang untuk memungut
bulir-bulir jelai, yang Naomi katakan padanya hanyalah "Pergilah, putriku" (ayat 2). Dia tidak memberikan kata-kata
dorongan kepada menantunya, bahkan tidak juga doanya. Tersirat, Naomi belum
bisa move-on dari kepahitan hidupnya.
Tetapi
sekarang, Saudara mendengar kata baru dari bibir Naomi: "Diberkatilah!" (ayat 19-20). Naomi tidak hanya mengucapkan
berkat kepada orang yang memperhatikan Rut, tetapi dia juga memuji Tuhan! Mereka
telah berpindah dari kepahitan (“mara”) menjadi berkat. Ketika Naomi melihat gandum, dia
memberkati pria yang mengizinkan Rut bekerja di ladangnya, dan ketika dia
mendengar bahwa pria itu adalah Boas, Naomi memuji Tuhan. Betapa berubahnya
hati janda miskin yang berduka ini! Perubahan ini terjadi karena harapan baru
yang ada di dalam hatinya, dan orang yang memberinya harapan baru itu adalah
Boas (“di dalam dia
ada kekuatan”).
“Orang itu kaum
kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita” (Rut 2: 20b). Naomi kemudian menjelaskan kepada Rut
hukum “penebusan seorang
kerabat” (Imamat 25: 25, 47–55). Ada hal lain yang
terlibat saat itu, yaitu “hukum pernikahan
levirat.” Kata “levir” adalah bahasa
Latin untuk "saudara laki-laki
suami" (Ulangan 25:5-10)
Perhatikan. Bukan hanya kebaikan dan kasih Boas
kepada Rut yang membuat Naomi percaya diri, karena perasaan indah itu bisa
berubah dalam semalam. Prinsip penebusan yang telah Tuhan tulis di dalam
Firman-Nya itulah yang memberi Naomi kepastian bahwa Boas akan menyelamatkan
mereka.
Naomi
memperingatkan Rut untuk mematuhi perintah Boas dan tetap dekat dengan
hamba-hambanya saat dia mengumpulkan di ladang. Panen jelai
terjadi selama bulan Maret dan April, dan panen gandum selama bulan Juni dan
Juli. Sementara itu, Rut tetap sibuk dan mengumpulkan makanan yang cukup untuk
dirinya dan ibu mertuanya. Tetapi sekarang dia bekerja termotivasi oleh harapan
yang luar biasa.
Tuhan
menggunakan Rut untuk mengubah kepahitan Naomi menjadi rasa syukur,
ketidakpercayaannya menjadi iman, dan keputusasaannya menjadi harapan. Iman Rut
pada Firman Tuhan membawanya ke ladang Boas. Kasih Boas pada Rut memimpinnya untuk mencurahkan kasih karunia atas Rut dan memenuhi setiap kebutuhannya. Kasih karunia
adalah kasih yang membayar harga untuk membantu yang tidak layak. Pengalaman
kasih karunia Rut memberinya harapan baru yang berpusat pada seseorang, Boas ("di
dalam dia ada kekuatan").
Boas menjadi gambaran Yesus Kristus bagi Saudara saat
ini. Faktanya,
Yesus Kristus adalah pengharapan Saudara (1 Timotius 1: 1; 1 Tesalonika 1: 3; Kolose 1:27). Melalui iman di dalam Kristus, kita telah
dilahirkan kembali ke dalam “hidup yang penuh
pengharapan” (1 Petrus 1: 3). Harapan yang melekat pada dunia adalah
harapan yang mati, tetapi harapan Saudara adalah harapan
yang hidup karena itu berakar pada Kristus yang hidup.
Tidak
peduli bagaimana perasaan Saudara hari ini, tidak
peduli betapa sulitnya keadaan Saudara, Saudara dapat bersukacita dalam pengharapan jika Saudara
memfokuskan
iman pada Yesus Kristus. "Oleh
kekuatan Roh Kudus Saudara berlimpah-limpah dalam pengharapan" (Roma
15:13). “Harus hidup dalam pengharapan” Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd150321)