Saturday, 24 April 2021



[Nehemia 4:1-8]
Sabtu, 24 April 2021

”Visi mengundang kritik dan seringkali mati karenanya. Waspadalah!”
Bacaan: Nehemia 4:1-8

Hari pertama di tahun yang baru 2021, rencana sudah disusun; Visi hidup sudah digumulkan dan kembali ditekadkan. 

Tahukah Saudara: visi Saudara mudah dikritik. Visi mengundang kritik. Visi sulit dipertahankan terhadap kritik. Visi sering mati karena kritik. Jika Saudara membagikan visi Saudara dengan seseorang, kemungkinannya Saudara akan menyadari kebenaran dari keempat kenyataan tersebut. Visi mengandung dua aspek yang sering mengundang tanggapan yang negatif, yaitu perubahan dan kesenjangan..

Kapan saja Saudara berusaha untuk membawa perubahan, perubahan itu mengakibatkan rasa tidak aman bagi mereka yang telah terbiasa dengan apa yang telah ada dan selama ini selalu demikian. Apa yang Saudara yakini sebagai ”apa yang seharusnya” akan dipahami oleh orang lain sebagai suatu yang ”tidak seharusnya.” Visi mudah dikritik karena kesenjangan yang diwarisinya. Sifat alamiah dari visi adalah informasi yang kuat lebih banyak pada aspek apa ketimbang bagaimana. Oleh alasan inilah semua penemu, pemimpin dan penjelajah yang berhasil selalu menghadapi kritik. Saudara tidak sendirian.

Perhatikan. Bagaimana kritik yang dihadapi Nehemia dan orang-orangnya saat membangun kembali tembok Yerusalem? (Nehemia 4:1-3). Sanbalat, gubernur Samaria, mencoba dengan segala cara untuk mencari alasan tembok itu tidak akan pernah terselesaikan. Ia mengkritik karakter para pembangun, meragukan kemampuan mereka. Ia menantang komitmen mereka untuk menyelesaikan apa yang telah mereka mulai. Puncaknya, ia meragukan kelayakan dari proyek tersebut untuk dimulai.

Tobia, pendamping Sanbalat, menyetujuinya. Ia menggambarkan seluruh tenaga kerja Nehemia tidak kompeten. Sekalipun seandainya mereka dapat menyelesaikan tembok itu, berat seekor anjing hutan akan merobohkannya. Tidak lama kemudian, perkataan itu mulai beredar di kalangan para pekerja. Bahkan, sekarang yang memperingatkan para pembangun untuk tidak melanjutkan pembangunan tembok adalah orang Yahudi lain, saudara mereka sendiri. (Nehemia 4:7-8, 12).

Sanbalat dan Tobia, orang Arab dan orang Amon serta orang Asdod bersepakat untuk memerangi Yerusalem dan mengadakan kekacaua di sana. Pesannya jelas, ”Menyerahlah atau hadapi ancaman kematian.”

Semua tekanan itu melebihi apa yang dapat mereka tanggung. Keluarga mereka berada dalam bahaya. Orang-orang mereka sendiri mendorong mereka untuk meninggalkan pekerjaan mereka. Kombinasi dari ketakutan dan kecil hati mendesak mereka sampai di tepi jurang. Mereka pun mundur dari pekerjaan mereka. Mereka tidak lagi bersedia mengerjakan pekerjaan yang baik itu.

Kalau Saudara mempertimbangkan risiko yang sedang mereka hadapi dibandingkan dengan apa yang akan mereka peroleh dengan menyelesaikan tembok Yerusalem, mengapa harus tetap bertahan? Hanya ada satu alasan yang kuat: VISI.

Dan tembok Yerusalem berhasil dibangun kembali.

Hadapi semua kritikan. Selamat memperjuangkan Visi Saudara di tahun 2021, dalam pergumulan Covid-19.

Tuhan Yesus Kristus memberkati.

Friday, 23 April 2021



[Nehemia 2:18-20]
Jumat, 23 April 2021 

"Visi Memiliki Harga."
Bacaan: Nehemia 2:18-20

Orang-orang yang berkumpul untuk mendegarkan visi Nehemia bagi Israel memberikan respon dan berkomitmen.

Ketika kuberitahukan kepada mereka, betapa murahnya tangan Allahku yang melindungi aku dan juga apa yang dikatakan raja kepadaku, berkatalah mereka: "Kami siap untuk membangun!" Dan dengan sekuat tenaga mereka mulai melakukan pekerjaan yang baik itu.

Cara kisah ini disampaikan memberi kesan seolah-olah orang di Yerusalem tidak memiliki sesuatu yag lebh baik untuk dilakukan selain membangun kembali tembok.

Mereka adalah masyarakat pertanian. Jika tidak bekerja, Anda tidak makan. Orang-orang ini punya banyak hal untuk dilakukan. Menambahkan proyek ini ke dalam rutinitas sehari-hari berarti mengesampingkan hal-hal yang lain. Dengan kata lain, membangun kembali tembok berarti pengurbanan dan resiko.

Kebanyakan orang telah pindah keluar kota dan tinggal di sekeliling Yerusalem. Membangun tembok kembali berarti harus meninggalkan rumah, ladang, dan usaha mereka, serta melakukan perjalanan ke kota untuk bekerja. Keputusan ini berarti menghentikan kehidupan yang selama ini telah mereka jalani, yaitu meninggalkan ladang, ternak, dan keluarga mereka. Pada akhirnya nanti mereka akan diminta untuk meninggalkan rumah mereka dan pindah ke kota agar pekerjaan itu lebih efisien. Namun, mereka melakuan semua itu dengan senang hati. Visi tentang apa yang dapat dan seharusnya terjadi mendorong mereka untuk memberikan pengurbanan yang diperlukan.  "Dan dengan sekuat tenaga mereka mulai melakukan pekerjaan yang baik itu."

Tidak setiap orang mendukung prospek Israel kembali berdiri secara ekonomi dan politik. Sanbalat, gubernur Samaria, adalah orang yang merasa terganggu karena seorang telah datang untuk memajukan kesejahteraan Israel (2:10). Ia, bersama-sama denga gubernur di kawasan sekelilingnya, telah mendapatkan keuntungan secara finansial serta politis dari keadaan Israel yang lemah. Hal yang paling tidak mereka inginkan adalah Israel menyusun kembali kekuatan mereka dan mendapatkan kembali pengaruh yang pernah mereka miliki di kawasan dunia itu.

Sanbalat dan sekutunya mulai mempertanyakan motivasi dan maksud Nehemia. Merka mulai mengedarkan hoax, isu dan surat ancaman. Tujuannya adalah tembok Yerusalem tidak pernah diselesaikan.

Akibatnya, pria dan wanita yang meninggalkan rumah dan ladang mereka untuk pergi ke Yerusalem dalam rangka mengerjakan tembok tersebut harus melakukan dengan resiko ketika kembali, mereka menemukan rumah mereka dibakar dan tanaman mereka dihancurkan. Apa pun yang berharga bagi mereka dipertaruhkan. Namun, mereka mengerjakan semuanya untuk pekerjaan yang baik, mereka bersedia berkurban. Mereka mengenali resiko dan melanjutkan proyek tersebut.

Sisa-sia Israel yang tidak terorganisir, tidak termotivasi, dan tidak terinspirasi rasa nasionalismenya ini bisa menjadi sebuah tim. Ketika memberikan tangan mereka kepada tugas itu, mereka berubah dari kelompok terserak yang melayani diri sendiri menjadi sebuah pasukan dan misi. Jika Allah telah melahirkan sebuah visi dalam hati mereka, akan tiba harinya ketika Anda akan dipanggil untuk melakukan pengurbanan guna mencapainya, bahkan ketika tampaknya tidak ada jaminan keberhasilan.

Apa yang Saudara pelajari tentang visi yang memiliki harga ini? Bagaimana dengan visi hidup Saudara?

Tuhan Yesus Kristus memberkati. 

Thursday, 22 April 2021



[Nehemia 2:11-18]
Kamis, 22 April 2021 
“Mengumumkan Visi”
Bacaan: Nehemia 2:11-18

Setelah memeriksa tembok Yerusalem yang runtuh, Nehemia tahu bahwa akhirnya telah tiba waktunya untuk membagikan visinya. Sebagaimana halnya dengan semua orang yang sedang membagikan visinya, Nehemia tidak tahu bagaimana orang-orang ini akan menanggapi. Bagaimanapun, ia adalah pendatang baru. Mereka telah biasa hidup tanpa manfaat dari tembok-tembok perlindungan selama beberapa generasi. Dari yang ia ketahui, kemungkinan mereka mungkin akan mengusirnya keluar kota, atau menertawakannya, atau lebih buruk dari itu, sekedar mengabaikannya.

Akan tetapi, orang dengan visi dari Allah adalah orang yang mengerjakan misi. Ia tidak dapat diam selamanya. Nehemia berupaya mengumpulkan orang bersama-sama. Dan kemudian ia membagikan visinya bagi kota itu.


 Nehemia 2:17-18:
"Berkatalah aku kepada mereka: "Kamu lihat kemalangan yang kita alami, yakni Yerusalem telah menjadi reruntuhan dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar. Mari, kita bangun kembali tembok Yerusalem, supaya kita tidak lagi dicela."
Ketika kuberitahukan kepada mereka, betapa murahnya tangan Allahku yang melindungi aku dan juga apa yang dikatakan raja kepadaku, berkatalah mereka: "Kami siap untuk membangun!" Dan dengan sekuat tenaga mereka mulai melakukan pekerjaan yang baik itu.

Setiap visi yang mampu menggerakkan terdiri dari empat komponen, seperti dalam kutipan singkat pidato Nehemia di atas.

1) Apa masalahnya? (ayat 17a),

2) Apa solusinya (ayat 17b),

3) Apa alasan sesuatu harus dilakukan (ayat 17b), dan

4) Apa alasan sesuatu harus dilakukan sekarang (ayat 18a).

Dan bagaimana hasilnya? (ayat 18b).

Dengan menjawab keempat pertanyaan ini akan memungkinkan Anda mengikat pikiran, hati, imajinasi, dan energi orang lain. Ketika Anda dapat menyampaikan dengan jelas jawaban dari keempat pertanyaan ini, Anda siap mengumumkan visi Anda kepada khalayak. Khalayak bisa berarti pasangan Anda, anak perempuan Anda yag berumur enam belas tahun atau sebuah ruangan konferensi yang penuh dengan para relawan atau team pelayanan. Konteksnya tidak terlalu penting karena prinsipnya sama.

Ketika mereka yakin bahwa itu adalah jalan memuliakan Allah, akan selalu ada beberapa orang akan bertanya, "Sampai sejauh mana saya dapat memberikan hidup saya untuk visi ini?"

Bagaimana dengan visi hidup Saudara (dalam banyak persoalan keluarga/bidang/profesi/pekerjaan/pelayanan)? Bagaimana Saudara mengumumkannya?

Tuhan Yesus Kristus memberkati.

Wednesday, 21 April 2021



[Nehemia 2:11-20]
Rabu, 21 April 2021

“Bagaimana Menghidupi Visi”
Bacaan: Nehemia 2:11-20

“Maka tibalah aku di Yerusalem. Sesudah tiga hari aku di sana, bangun-lah aku pada malam hari bersama-sama beberapa orang saja yang menyertai aku. Aku tidak beritahukan kepada siapa pun rencana yang akan kulakukan untuk Yerusalem, yang diberikan Allahku dalam hatiku. Juga tak ada lain binatang kepadaku kecuali yang kutunggangi. Demi-kian pada malam hari aku keluar melalui pintu gerbang Lebak, ke jurusan mata air Ular Naga dan pintu gerbang Sampah. Aku menyelidiki dengan seksama tembok-tembok Yerusalem yang telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya yang habis dimakan api.” (Nehemia 2:11-13)

Akhirnya, di cakrawala terlihat kota Yerusalem. Ini tentunya menjadi saat yang emosional bagi Nehemia ketika bayangan kota ini terlihat dari kejauhan. Ia telah meratapi gambaran tentang Yerusalem. Ia menangis ketika mendekati kota itu.

Tetapi, setibanya di Yerusalem, Nehemia tidak bersegera membagikan visinya dengan siapa pun di Yerusalem setidaknya selama tiga hari! Perhatikan. Selanjutnya, apa yang dilakukan Nehemia? Mengapa Nehemia melakukannya?

Nehemia melakukan sejumlah perjalanan sebelum melakukan pembicaraan. Nehemia tidak berjalan masuk ke kota dan menjelaskan maksudnya. Sebaliknya, Nehemia melakukan pencarian data. Ia tidak didorong dengan emosi saat itu. Meskipun Nehemia tentunya sangat bergairah, tetapi ia tetap tenang.

Penyelidikan akan menghasilkan setidaknya satu dari tiga hal. Penyelidikan akan meneguhkan sifat ilahi dari asal visi Saudara, memberinya definisi dan fokus lebih lanjut, atau memperingatkan Saudara bahwa Saudara telah memahami visi itu secara keseluruhan.

Apa yang Saudara pelajari dari apa yang dilakukan Nehemia? Ada tiga hal yang membuat orang tidak menginvestigasi visi mereka secara penuh. Alasan mana yang paling menggoda untuk Saudara pakai?

Tidak sabar"Saya tidak punya waktu untuk berjalan berkeliling, memeriksa reruntuhan tembok yang sekian banyak itu. Lagi pula, saya sudah tahu apa masalahnya. Inilah saatnya untuk segera membangun kembali."

Harga diri"Apa perlunya harus berjalan berkeliling untuk melihat reruntuhan tembok itu? Apa yang mungkin bisa saya pelajari yang saya belum tahu?"

Ketakutan"Saya khawatir jika tahu betapa buruknya kondisinya, saya mungkin akan menjadi kecil hati."

Bagaimana Saudara menghidupi dan mengerjakan visi hidup Saudara (pasangan/keluarga, pekerjaan/profesi, pelayanan, dsb.)?

Tuhan Yesus Kristus memberkati.

Tuesday, 20 April 2021



[Nehemia 2:1-10]
Selasa, 20 April 2021 

“Siapa yang Menjadi Fokusnya?”
Bacaan: Nehemia 2:1-10

Apa yang menghancurkan hati Nehemia? Rencana besar apa yang sedang digumulkannya, didoakan, dan ditunggu-tunggunya? Ketika peluang/kesempatan datang untuk keberhasilan rencananya, bagaima-na respon Nehemia? Apa yang dikatakannya (ayat 4).

Selanjutnya, ketika pergumulannya doanya mulai terkabulkan, bagai-mana respon Nehemia? Apa yang dikatakannya (ayat 7-8).

Selama seluruh proses tersebut, Nahemia tidak pernah kehilangan kesadaran akan ketergantungannya pada Tuhan. Bahkan dengan kesempatan sekali seumur hidup yang ada di hadapannya, ia tidak berani melangkah sendiri. Ia sudah menundukkan kemauannya sendiri. Tidak ada kemandirian, sikap sok pahlawan, atau keinginan untuk bertindak sendiri dalam diri Nehemia. Ia begitu terkunci dalam sumber kekuatannya sehingga kejadian yang penuh emosi hati itu di ruangan istana  tidak menggoyahkanya. Ia tidak mengucapkan sepatah kata pun sebelum meminta pertolonga Allah.

Coba pikirkan hal ini. Nehemia telah mempersiapkan diri dengan baik dan ia siap. Namun, ia tidak bergantung pada persiapannya. Ia tidak bergantung pada raja. Ia tetap bergatung seperti sejak semula kepada Alah.

Inilah iman yang sedang Allah kembangkan dalam diri Saudara sementara Saudara sedang menunggu dalam tahap awal visi Saudara.

Perhatikan siapa yang mendapat pujian?

Nehemia mengetahui itu bukan kesabaran, persiapan, kemampuannya berbicara ataupun kepribadiaannya yang persuasif yang memungkin-kan persistiwa tersebut terjadi. "Raja menganugerahan hal itu kepadaku karena tangan Allahku yang murah melindungi aku." Hanya Allah yang dapat merekayasa peristiwa tersebut. Nehemia dapat dengan cermat memberikan pujian tersebut ke tempat yang semestinya. Ia mengenali sumber keberhasilannya.

Visi dari Allah akhirnya kembali kepada Allah. Apa pun peran Saudara, Saudara tidak akan pernah menjadi poin utama dari visi yang sungguh-sungguh dari Allah. Dialah fokusnya.

Iman merupakan ungkapan keyakinan terhadap pribadi dan karakter Allah. Iman merupakan tanggapan yang tepat terhadap janji atau pernyataan Allah.

Bagaimana dengan pergumulan visi hidup Saudara? Siapa dan apa yang menjadi fokus dalam pergumulan tersebut? Bagaimana Saudara dapat meneladani Nehemia dalam pergumulan visi hidupnya?

Tuhan Yesus Kristus memberkati.


Lalu kata raja kepadaku: "Jadi, apa yang kauinginkan?" Maka aku berdoa kepada 
Allah semesta langit, ... Dan raja mengabulkan permintaanku itu, 
karena tangan Allahku yang murah melindungi aku.”
(Nehemia 2:4, 8)

Monday, 19 April 2021



[Nehemia 1:4-11]
Senin, 19 April 2021 

“Bagaimana Berdoa”
Bacaan: Nehemia 1:4-11

“Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit”. (Nehemia 1:4)

Ketika Nehemia mendengar kondisi Yerusalem yang menyedihkan, ia memikirkan melampaui realitas fisik yang ada; bukan sekedar tentang bangunan tembok yang hancur. Kepedulian dan doa Nehemia menjadi pondasi bagi cerita selanjutnya. Sesudah puluhan tahun dalam kesukaran besar dan dalam keadaan tercela (ayat 3), akhirnya tembok Yerusalem berhasil dibangun kembali dan bangsa Israel dipulihkan.

Bagaimana semua itu dimulai? Bagaimana visi itu dilahirkan? Perha-tikan, bagaimana Nehemia menuliskannya?

1)     Ketika kudengar berita itu - Nehemia mengenal kebutuhan dengan benar.

2)    duduklah aku menangis dan berkabung  - Nehemia memperhatikan kebutuhan yang utama.

3)    aku berdoa -  Nehemia berdoa.

4)    biarlah hamba-Mu berhasil  - Nehemia menyediakan diri untuk memenuhi kehendak Allah (ayat 11).

Alkitab menceritakan siapa yang dipakai Tuhan adalah pribadi-pribadi yang mempunyai relasi intim dengan Tuhan, menghidupi visi dari Tuhan, dan hidup dalam doa yang benar serta taat pada firman-Nya.

Perhatikan. Bagaimana Nehemia berdoa?

1)     Pertama, Nehemia fokus pada kebesaran Allah (ayat 5).

2)   Pengakuan dosa. "Juga aku dan kaum keluargaku telah berbuat dosa" (ayat 6, 7).

3)   Firman Tuhan menjadi dasar doa (ayat 8-10).

4)   Percaya bahwa Tuhan berkuasa. "... dan mendapat belas kasihan dari  orang ini" (ayat 11) Di hadapan Allah, Nehemia menyebut Raja Artahsasta yang berkuasa dengan perkataan "...dari orang ini"


Bagaimana dengan kehidupan doa Saudara?
Tuhan Yesus Kristus memberkati.

Sunday, 18 April 2021



[Nehemia 1:4-11] 
Minggu, 18 April 2021

"Nehemia: saatnya berdoa dan merencanakan"
Bacaan: Nehemia 1:4-11

Ketika Nehemia mendengar kondisi Yerusalem saat itu, ia menangis dan berkabung beberapa hari, dan tidak ada satu pun yang dapat ia lakukan untuk memulihkan situasi. Tidak ada. Sepintas kita melihat bahwa Nehemia berada di tempat yang salah dengan pekerjaan yang salah dan bekerja untuk orang yang salah. Ia tidak memiliki cara untuk mengubah satu hal pun dari kondisi tersebut. Ia tidak bebas untuk bertindak atas visinya.

Pernahkah Saudara mengalami seperti yang dialami Nehemia dalam periode yang menakutkan ketika tampaknya tidak mungkin bergerak lebih jauh dengan visi Saudara? Saudara tahu sekali dengan minggu-minggu, bulan-bulan, dan mungkin tahun-tahun ketika berbagai situasi tidak memungkinkan Saudara menjadi proaktif. Saat-saat Saudara tidak bebas untuk bertindak?

Saudara tidak memiliki cukup uang untuk menyelesaikan sekolah? Pekerjaan Saudara saat ini tidak memberikan fleksibilitas untuk mengejar ide dari kepedulian Saudara? Setiap orang mengatakan Saudara memerlukan lebih banyak pengalaman? Tanggung jawab keluarga Saudara tidak memberikan waktu luang yang cukup kepada Saudara? Saudara merasa berada di tempat yang salah dari negeri ini? Saudara punya hutang yang harus dibayar?

Jadi, apa yang seharusnya Saudara lakukan sementara itu!? Apa yang dapat Saudara lakukan untuk tetap membuat visi itu hidup?

Perhatikan. Nehemia bukannya tidak aktif. Empat bulan (bulan Kislew – bulan Nisan/ Desember – April) lamanya di antara kejadian saat ia mendengar kondisi tembok Yerusalem tersebut dan akhirnya dapat berbuat sesuatu, merupakan waktu produktif bagi Nehemia. Ia menggunakan waktu ini untuk mempersiapkan hari ketika Tuhan akan melepaskan ia untuk mengejar visinya. Ia tidak membiarkan kemunduran waktu membuatnya kecil hati atau menyurutkan langkahnya. Nehemia tidak membiarkan visinya mati.

Nehemia menggunakan waktunya untuk melakukan dua hal: BERDOA dan MERENCANAKAN.

Nehemia berdoa untuk dua hal sehubungan dengan visinya: sebuah KESEMPATAN dan KEMURAHAN (Nehemia 1:11). Bukan berdoa bagi adanya mukjizat/sesuatu yang bersifat supranatural, tetapi berdoa bagi kesempatan.

Orangtua memiliki visi untuk keberhasilan anak-anaknya. Bukan hanya berdoa agar mereka menjadi pria dan wanita yang memiliki karakter, tetapi berdoa untuk kesempatan yang membangun karakter itu di dalam hidupnya. Doa untuk teman-teman yang hidup dalam dosa, bukan hanya berdoa agar mereka diselamatkan; tetapi berdoa untuk kesempatan berbicara dengan mereka tentang Kristus.

Nehemia berdoa agar Tuhan membuat Raja Artahsasta berminat dan mendukung visinya. Raja dikenal bukan sebagai orang yang suka berbelaskasihan. Itu bukan wataknya. Dalam kenyataannya, ketika Nehemia akhirnya mendapat kesempatan untuk berbicara kepada raja, ia mengatakan "sangat takut" (2:2).

Pikirkan hal ini. Jika Allah dapat menggerakkan Raja Artahsasta untuk membiayai pembangunan kembali tembok Yerusalem, Dia tentu saja dapat mengubah hati mereka yang menghalangi Saudara dan visi yang Allah berikan kepada Saudara. Secara manusiawi, tidak ada cara apa pun yang membuat Raja Artahsasta mendukung visi Nehemia. Namun, doa membawa kita jauh melampaui kemungkinan manusia.

Jadi, apakah yang Saudara kerjakan dalam masa-masa pergumulan dan penantian saat ini? Sudahkan Saudara berdoa dan merencanakannya dengan baik? Peluang-peluang apa saja yang Saudara doakan? Siapa saja yang Saudara doakan, mereka yang dapat membantu Saudara mencapai visi Saudara? (Pada perenungan selanjutnya, renungkan isi doa Nehemia dan rencana yang disusunnya).

Tuhan Yesus Kristus memberkati Saudara dan pergumulan visi Saudara. 

"Ya, Tuhan, berilah telinga kepada doa hamba-Mu ini dan kepada doa hamba-hamba-Mu 
yang rela takut akan nama-Mu, dan biarlah hamba-Mu berhasil hari ini 
dan mendapat belas kasihan dari orang ini." 
(Nehemia 1:11)

Selasa, 31 Desember 2024 "Tahun Baru: Hidup Baru Dengan Ketaatan Kepada-Nya" (Renungan Natal menyambut Tahun Baru 2025) Banyak...