Friday, 22 December 2023



Jumat, 22 Desember 2023

"Natal: Allah mengasihi Keluarga dengan masa lalu yang kelam".
(Renungan Natal - Injil Matius 1:1-17)

Apakah Saudara melihat ada keluarga yang memiliki aib, kisah pilu dan masa lalu yang kelam? Apakah mereka tenggelam dalam penyesalan dan kehinaan? Bagaimana berita Natal tahun 2023 menolong mereka menemukan kedamaian dan memasuki tahun baru 2024 sebagai pribadi yang lebih utuh? Injil Matius dengan jujur menuliskan bahwa Yesus Kristus tidak lahir dari keluarga yang sempurna tanpa pergumulan; ada sisi gelap di dalamnya. Banyak cerita dalam keluarga Yesus yang semuanya tidak membanggakan. Tetapi semuanya menjadi penggung besar yang menampilkan kemurahan dan anugerah Allah. Bacalah Injil Matius 1:1-17.

Kasih Allah di dalam hidup manusia tidak dibatasi oleh kegagalan dan dosa manusia. Perhatikan hal yang unik dalam catatan Injil Matius; tertulis nama-nama perempuan di dalam silsilah Yesus Kristus. Dalam budaya Yahudi kuno saat itu, perempuan tidak mendapatkan penerimaan dan penghormatan yang seharusnya. Mereka dianggap di bawah laki-laki. Tetapi Injil Matius mencatat nama-nama perempuan, bahkan perempuan yang tidak ideal; perempuan-perempuan yang layak dikategorikan sebagai pendosa dengan masa lalu yang kelam. Tamar berzinah dengan Yehuda, mertuanya (Kitab Kejadian 38). Rahab adalah seorang pelacur di kota Yerikho (Kitab Yosua 2:1- 24). Rut adalah janda dari Moab yang nyaris kehilangan harapan hidup (Kitab Rut 1-3). Batsyeba adalah isteri Uria yang diajak berzinah oleh Daud (Kitab 2 Samuel 11-12). Walaupun kesalahan tidak sepenuhnya berada di pundak perempuan-perempuan ini, tetapi kehidupan mereka tetap jauh dari ideal. Jika seseorang boleh memilih nenek moyangnya sendiri, dia pasti akan memilih nama-nama lain yang jauh dari kesan negatif. Di mata masyarakat saat itu, pezinah, pelacur dan janda tidak mendapat tempat terhormat. Tetapi Injil Matius menulis nama-nama mereka di dalam silsilah Yesus Kristus, Isa Almasih. Allah menyatakan kasih-Nya kepada mereka yang berdosa dan hidup dalam masa lalu yang kelam.

Allah mengasihi masyarakat yang dianggap rendah oleh masyarakat yang lainnya. Orang-orang Yahudi saat itu sangat membanggakan bangsa mereka. Kemurnian sebagai orang Yahudi sangat dikedepankan. Mereka menganggap diri lebih tinggi daripada bangsa-bangsa lain bahkan menunjukkan sikap yang merendahkan bangsa-bangsa lain. Misalnya saat itu di jaman Yesus, keluarga-keluarga Yahudi merendahkan keluarga-keluarga Samaria. Orang-orang Samaria dianggap tidak murni lagi sebagai bangsa Yahudi sebab di antara mereka telah terjadi kawin campur dengan bangsa lain. Najis bagi orang Yahudi bergaul dengan orang Samaria (Injil Yohanes 4:9). Tetapi perhatikan catatan Injil Matius, Yesus Kristus ternyata tidak sepenuhnya berasal dari keturunan Israel. Beberapa nama perempuan yang disebutkan dalam silsilah ini sangat mungkin bukan orang Israel. Tamar dan Rahab adalah penduduk Kanaan, bangsa penyembah berhala, keji dan najis (Kitab Ulangan 29:17; Kitab Imamat 18:27). Rut orang Moab, bangsa yang sangat angkuh dan menyembah berhala (Kitab Yesaya 16:6; Kitab 1 Raja-raja 11:7). Istri Uria (Batsyeba) orang Het, keturunan bangsa Kanaan (Kitab Kejadian 10:15). Allah menyatakan kasih-Nya bahwa keselamatan adalah untuk segala bangsa.

Tiga tahap kehidupan yang berakhir dalam pemulihan. "Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus" (ayat 17). Injil Matius menggambarkan garis keturunan Yesus (42 keturunan) dalam 3 pembagian. Penafsir Alkitab menemukan seluruh tahap kehidupan kerohanian manusia di dalam 3 pembagian tersebut. Pertama, dari Abraham sampai Daud yang menggambarkan suatu kebesaran. Kedua, dari Daud sampai pembuangan ke Babel: hilangnya kebesaran karena dosa. Ketiga, dari pembuangan ke Babel sampai Kristus: Allah tidak pernah meninggalkan manusia dalam kehancurannya karena dosa. Natal, Yesus hadir menolong dan menyelamatkan manusia dari dosa yang telah membelenggunya. Sekelam apapun kehidupan manusia ada pengharapan pemulihan dalam Yesus Kristus, Isa Almasih.

Bagaimana dengan Saudara? Adakah di antara Saudara yang berasal dari keluarga yang memiliki aib, kisah pilu dan masa lalu yang kelam? Kasih Allah mengatasi segala kegagalan dan dosa Saudara. Kehidupan manusia yang kelam dipakai Allah menjadi panggung besar yang menampilkan kemurahan, kasih dan anugerah Allah. Siapkan dan relakan diri dan hidup Saudara menjadi alat kemuliaan Allah melalui Yesus Kristus, Isa Almasih yang mengasihi dan menyelamatkan manusia; manusia dari segala masa lalu yang kelam dan manusia dari segala bangsa. Selamat menyambut Natal 2023. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd22122023)

Tuesday, 19 December 2023



Renungan Akhir Tahun – Desember 2023

“Ketangguhan Rohani di Masa Sulit”
(Kisah Maria yang melahirkan Mesias)

Apakah  Saudara sedang berada di masa sulit dalam hidup Saudara saat ini, di akhir tahun 2023? Bagaimana menghadapi setiap tantangan dan hambatan yang ada dengan tangguh, kualitas hidup meningkat dan semakin memuliakan Allah dalam perjalanan hidup selanjutnya? Dalam masa Natal ini, belajarlah dari Maria yang memiliki ketangguhan rohani menghadapai setiap tantangan dan hambatan pada saat melahirkan Yesus, Mesias.

Diperkirakan bahwa Maria masih remaja ketika malaikat menampakkan diri kepadanya dan memberitahukannya bahwa ia akan melahirkan seorang bayi – bukan sekadar bayi biasa, tetapi Anak Allah! Mengandung Mesias bukan berarti bahwa segala sesuatunya akan mudah bagi Maria. Tunangannya, Yusuf, hampir memutuskan pertunangan mereka karena kehamilan Maria merupakan sebuah aib (Matius 1:19), dan perlu malaikat datang untuk meyakinkan Yusuf agar menikahi Maria. Kemudian pemerintah Romawi mengumumkan akan mengadakan sensus, jadi Yusuf dan istrinya yang sedang hamil harus melakukan perjalanan yang tidak nyaman ke Betlehem. Tidak ada kamar di tempat penginapan untuk mereka, sehingga bayi itu diletakkan di dalam sebuah palungan. Pasangan ini terlalu miskin untuk memberikan persembahan korban domba yang mahal di Bait Allah, sehingga mereka mempersembahkan dua ekor burung (Lukas 2:24; lihat Imamat 12:7-8).

Cemoohan, ketidaknyamanan, kesakitan dan kemiskinan itu baru permulaan. Simeon menubuatkan kepada Maria bahwa “suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri” (Lukas 2:35). Raja Herodes ingin membunuh Yesus, sehingga keluarga ini melarikan diri pada malam hari ke Mesir; sebagai pengungsi yang tidak memiliki tempat tinggal (Matius 2:14). Setelah kematian Herodes, mereka sekali lagi dicabut dari akarnya dan pindah kembali ke Nazaret (Matius 2:21-23).

Semua ini terjadi hanya dalam beberapa tahun dan Maria pasti tangguh karena dapat tetap bertahan setelah melewati semuanya. Ketangguhannya diuji sampai batas, ketika ia berdiri dekat salib menyaksikan putra sulungnya meninggal (Yohanes 19:25). Yesus meminta murid-Nya Yohanes untuk menjaga Maria; jadi kita dapat beranggapan bahwa pada waktu itu ia adalah seorang janda (Yohanes 19:26-27). Maria tidak menyerah atau bersembunyi karena takut dengan apa yang mungkin akan terjadi padanya. Di kitab Kisah Para Rasul, setelah kematian dan kebangkitan Yesus, kita membaca bahwa Maria terus tekun berdoa bersama murid-murid yang tersisa (Kisah Para Rasul 1:14).

Kehidupan doa dan imannya tampaknya adalah kunci dari ketangguhannya. Maria tahu bahwa panggilannya adalah melahirkan Mesias. Ia menerimanya dengan ketaatan dan iman, katanya, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan” (Lukas 1:38). Ketika ia mengunjungi sanak saudaranya Elisabet, Maria menyanyikan sebuah pujian yang menggemakan pujian Hana ketika ia juga mendapatkan seorang putra:


     Jiwaku memuliakan Tuhan,
           dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku…
          dan nama-Nya adalah kudus.
     Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia…
          Ia mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya;
     Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari tahtanya
          dan meninggikan orang-orang yang rendah;
     Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar,
          dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa.
                                                                                      (Lukas 1:46-53)

Sebelum Yesus melakukan mukjizat-Nya yang pertama, dalam perka-winan di Kana, Maria menunjukkan pengharapan dan keyakinannya bahwa Ia dapat membuat mujizat. Maria berkata kepada pelayan-pelayan, “Lakukan apa saja yang dikatakan-Nya kepadamu” (Yohanes 2:5 versi FAYH). Ketika mereka melakukannya, mujizat terjadi dan air berubah menjadi anggur.

Maria menunjukkan karakteristik utama ketangguhan rohani: keyakinan akan pengharapan, panggilan dan makna; rasa syukur dan pujian; percaya, beriman; dan bergantung pada belas kasihan dan pengampunan Allah. Ia hidup dalam ketaatan kepada Allah, dan ia berdoa. Ia mengambil waktu untuk berdiam diri dan merenungkan di dalam hatinya, memikirkan apa yang Allah kerjakan; “Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya” (Lukas 2:19); “Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya” (Lukas 2:51).

Mungkin Maria dipilih untuk melahirkan Mesias karena ia sangat berbakti dan berserah kepada Allah dan penuh iman. Ketangguhan rohani, ketaatan dan iman menolong Saudara menghadapi setiap tantangan dan hambatan. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (erd151223)

Selasa, 31 Desember 2024 "Tahun Baru: Hidup Baru Dengan Ketaatan Kepada-Nya" (Renungan Natal menyambut Tahun Baru 2025) Banyak...